Tuesday, March 31, 2009

KEBIJAKAN NEGARA DAN FUNDAMENTALISME ISLAM INDONESIA

KEBIJAKAN NEGARA DAN FUNDAMENTALISME ISLAM INDONESIA
> oleh : He-Man
>
> Fundamentalisme Islam Indonesia memiliki ciri khas yang
> sangat jauh berbeda dengan fundamentalis Islam di negara
> lain seperti Pakistan ataupun negara-negara timur tengah ,
> antara lain dekatnya hubungan mereka dengan kalangan
> pemerintahan maupun militer padahal fundamentalisme
> Islam di negara lain rata-rata menjauhinya bahkan melakukan
> konfrontasi secara terbuka , hal lainnya adalah gerakan
> garakan fundamentalis Islam Indonesia tidak berakar maupun
> berkembang di kalangan ulama maupun santri.
> Hubungan gerakan Islam dengan pemerintah yang didukung
> militer selama masa orde baru mengalami masa pasang surut.
> Pada awal kebangkitan orba , militer mendapat dukungan
> baik dari kalangan mahasiswa maupun kalangan Islam yang
> sakit hati terhadap PKI , bahkan militer melatih dan mempersenjatai
> laskar pemuda Islam terutama dari kalangan NU dan Muhammadiyah
> untuk menghancurkan basis-basis PKI , laskar ini kemudian
> berubah jadi Banser dan KOKAM yang merupakan laskar sipil
> tidak bersenjata di lingkungan NU dan Muhammadiyah saat ini.
> Tapi ketika militer memperoleh kekuasaan , kelompok Islam
> mulai dipinggirkan , Masyumi gagal untuk diterima kembali
> menjadi partai politik dan akhirnya membentuk Dewan Dakwah
> Islamiyah Indonesia (DDII) sebuah organisasi dakwah Islam
> militan yang dikenal sebagai think tank kelompok-kelompok
> fundamentalis.Organisasi ini tidak mengenal tradisi kartu
> tanda anggota (KTA) untuk memudahkan pergerakan mereka.
> Hubungan kelompok Islam dengan pemerintah memanas
> dalam pembahasan RUU Perkawinan terutama menyangkut
> pasal 11 ayat 2 yang membolehkan pernikahan beda agama.
> RUU ini ditanggapi dengan walk out nya anggota dewan
> dari PPP dan diikuti oleh penyerbuan dan pendudukan
> gedung dewan oleh massa dari sejumlah ormas kepemudaan
> Islam.LetJen Soemitro mengambil inisiatif dalam krisis
> ini dan berhasil membuat kesepakatan dengan para ulama
> dan menghilangkan sejumlah pasal yang dianggap merugikan
> ataupun bertentangan dengan syari'at Islam , yang kemudian
> ditandangani oleh Soeharto.Langkah ini menimbulkan kemarahan
> dari kelompok seterunya yaitu Ali Moertopo yang kemudian
> dicurigai merekayasa peristiwa Malari dengan melibatkan
> kelompok Islam buatan BAKIN yaitu GUPPI.Dari peristiwa
> peristiwa inilah dimulai operasi-operasi intelejen untuk menyusup
> bahkan menciptakan kelompok-kelompok fundamentalis.
> Walaupun pemerintahan Soeharto adalah pemerintahan
> militer tapi semasa rezim Soeharto kekuatan militer secara
> riil tidak begitu diperhatikan , belanja militer semasa rezim
> Soeharto sangat sedikit dan jarang dilakukan sehingga dari
> segi peralatan tempur jumlahnya menurun drastis dari masa
> rezim sebelumnya yang bahkan pernah tersohor sebagai
> salah satu negara dengan kekuatan udara dan laut terkuat di
> dunia (yang pada masa awal orba sebahagian besar discrap)
> begitu pula dari segi kesejahteraan prajurit sangat memprihatinkan.
> Akan tetapi Soeharto memberikan dana tak terbatas kepada
> aparat-aparat intelejen untuk melakukan intimidasi dan
> rekayasa untuk menjinakkan kekuatan-kekuatan oposisi
> ataupun yang berpotensial untuk itu.Puncak perseteruan
> dengan kelompok Islam terjadi pada peristiwa priok ,
> yang menurut sejumlah kalangan hanya dijadikan tumbal
> untuk mendapatkan dana bantuan/pinjaman luar negri
> karena setelah peristiwa tersebut pinjaman luar negri
> mengalir dengan lancar ke Indonesia.Peristiwa itu mendapat
> balasan dari sejumlah kelompok radikal seperti
> pemboman maupun pembajakan pesawat.Peristiwa
> peristiwa itu dijadikan alasan bagi aparat untuk
> bersikap lebih represif dengan membuat isu komando
> jihad yang menelan korban sejumlah kyai NU di Jawa Timur.
> Walaupun ada sejumlah keanehan-keanehan yang tidak
> terungkap dalam peristiwa-peristiwa teror yang menghebohkan
> paska peristiwa Priok yang mengesankan adanya rekayasa ,
> bahkan salah satu tersangka kasus peledakan BCA merupakan
> keponakan Widjoyo Nitisastro yang merupakan arsitek orba .
> Organisasi-organisasi formal pada masa itu berusaha
> mengambil sikap koperatif dengan pemerintah untuk
> mencegah semakin banyaknya korban , hanya beberapa
> kelompok saja yang menolak seperti PII dan HMI MPO
> juga sebuah ormas yang baru lahir seperti BKPMI (1978).
> Melihat semakin ditekan kekuatan-kekuatan radikal Islam
> malahan semakin melawan maka pemerintah melalui
> intelejennya menggunakan teknik seperti yang dilakukan
> CIA untuk melawan gembong obat bius di Amerika Selatan
> yaitu dengan cara tidak mengeliminirnya secara total
> melainkan dengan cara mengontrolnya.Karena dengan
> anggapan bahwa dengan mengeliminir sebuah potensi
> konflik malahan akan melahirkan potensi konflik lainnya
> sehingga malahan meningkatkan instabilitas , karena itulah
> potensi konflik itu akhirnya dipertahankan dalam batas
> dimana pemerintah memiliki akses untuk mengontrolnya.
> FENOMENA HAROKAH
> Seiring dengan diberlakukannya NKK/BKK sejumlah ormas
> kepemudaan/mahasiswa yang selama itu berbasis di kampus
> mejadi tersingkir.Salah satu pergerakan Islam yang kemudian
> memamfaatkan hal ini adalah gerakan Tarbiyah yang mengambil
> model gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir.Gerakan ini pada
> mulanya bergerak di rumah-rumah anggotanya dalam sistim
> sel yang cangih dan sangat tertutup lalu bergerak ke masjid
> atau mushola-mushola kecil , biasanya dipilih yang terletak
> di tengah permukiman yang sulit dijangkau karena harus
> melewati gang-gang sempit setelah itu mereka mulai bergerak ke
> masjid masjid kampus dan berusaha memamfaatkan pola kaderisasi
> yang mereka format sesuai dengan metode jama'ah mereka
> untuk menarik anggota.Pada anggota usroh awal yang bergerak
> di luar kampus bahasan utama pertama mereka biasanya
> masalah tauhid yang diikuti bacaan-bacaan wajib dari Said Hawwa ,
> tapi di kampus-kampus nama usroh biasanya diganti dengan
> nama mentoring dan materinya pun diperlunak walaupun pada
> akhirnya menuju kesana.Gerakan ini bahkan terlihat dibiarkan
> bahkan terkesan dilindungi oleh pemerintah.Penerbitan buku-buku
> yang memuat tulisan-tulisan dari tokoh-tokoh IM yang diterjemahkan
> sangat marak , begitu pula kegiatan-kegiatan mereka jarang diusik
> aparat.Padahal pada masa itu lazimnya sebuah gerakan yang
> mengatasnamakan Islam selalu mendapat reaksi represif dari
> aparat.Gerakan Tarbiyah ini pada masa reformasi menjadi cikal bakal
> gerakan mahasiswa KAMMI , Partai Keadilan dan gerakan perempuan
> Salimah.Pada era 90 an seiring dengan bertambah menguatnya
> gerakan tarbiyah sejumlah harokah Islam lainnya mencoba masuk
> ke kampus , yang paling utama adalah Hizbut Tahrir dan Salafy.
> Hizbut Tahrir yang lebih menekankan di bidang politik tapi dengan
> cara berjuang di luar sistim dikenal beraliran lebih keras dari
> tarbiyah tapi kurang begitu mendapat dukungan.Gerakan Salafy
> dikenal jauh lebih keras dari dua kelompok tersebut.Gerakan Salafy atau
> lebih dikenal dengan Wahaby merupakan sebuah mazhab ekstrim
> di kalangan Islam Sunni yang menerapkan aturan-aturan kaku dan
> keras.Pada era 80-90 an gerakan ini dipopulerkan oleh sejumlah
> warga keturunan Arab utamanya dari kalangan yang memiliki
> hubungan dengan Al Irsyad yang merupakan organisasi warga
> Arab keturunan non Sayyid.Gerakan ini menjadi terkenal seiring
> dengan berdirinya Laskar Jihad.Interaksi harokah-harokah tersebut
> seringkali menimbulkan friksi bahkan bentrokan-bentrokan di
> masjid-masjid kampus , karena lazimnya gerakan-gerakan ini
> hanya mengenal islam secara hitam putih belaka sehingga lebih
> cenderung untuk konfrontasi dengan kelompok lain di luar mereka.
> Tapi clash antar harokah tersebut tidak sebesar pemusuhan mereka
> terhadap organisasi-organisasi Islam yang lebih lama tumbuh di
> tanah air.Paham yang dianut kelompok tradisionalis islam dituduh
> hanya mengajarkan fanatisme buta terhadap mazhab dan ketaatan
> penuh mereka terhadap kaum ulama atau yang sering diistilahkan
> taqlid buta (bahkan istilah ini sering dipakai untuk menghantam
> kelompok lain yang tidak sepaham) , sementara kelompok modernis
> Islam yang dianut ormas besar lainnya dituduh sebagai kepanjangan
> tangan antek barat yang hendak merusak Islam dari dalam.Padahal
> kedua paham tersebut memiliki penganut terbesar di Indonesia dan
> telah berdiri selama puluhan tahun bahkan sebelum indonesia merdeka.
> Selain itu kelompok fundamentalis memiliki rasa permusuhan sangat
> besar pada kaum non muslim utamanya kristen (dan yahudi) yang dibangun
> melalui penafsiran-penafsiran sepihak terhadap sejumlah ayat-ayat
> Al Qur'an .Dari sini bisa terlihat bahwa kelompok-kelompok
> fundamentalis lebih memiliki potensi konflik baik dengan kalangan
> non muslim maupun kalangan muslim sendiri (yang tidak sepaham).
> Dan potensi konflik inilah yang dipelihara oleh pemerintah/milter
> bahkan kalau perlu dimamfaatkan untuk kepentingan mereka bahkan dengan
> mudahnya bisa dikorbankan begitu saja.Selain kelompok-kelompok
> radikal dari agama lain seperti Katholik dan Protestan .
> KELOMPOK MODERNIS-MODERAT
> Meruncingnya perbedaan antara Soeharto dengan kelompok militer
> berhaluan keras , memberikan durian runtuh bagi kelompok-kelompok
> modernis moderat untuk masuk ke dalam struktur pemerintahan utamanya
> melalui HMI Conection dan ICMI.Walaupun tidak disangkal bahwa
> banyak juga kalangan yang meamfaatkannya untuk kepentingan pribadi.
> Semakin mesranya hubungan pemerintah dengan Islam mengendurkan
> tekanan yang selama ini dilakukan dengan keras kepada Islam , dibukanya
> Bank Muamalat indonesia , penerbitan koran Republika , dilegalkannya
> jilbab ,sampai pendirian jaringan BMT maupun TKA/TPA yang rata-rata
> dibangun melalui jaringan kelompok modernis-moderat. Akan tetapi hal
> hal tersebut tidak begitu memuaskan kaum fundamentalis , mereka menuduh
> kalangan modernis-moderat sebagai kalangan yang hendak merusak
> Islam dari dalam , pengadilan terhadap Nurcholis Madjid di TIM pada
> bulan desember 1992 yang dilakukan sejumlah aktivis DDII dan tarbiyah
> termasuk Hidayat Nur Wahid Presiden PK sekarang memperlihatkan hal
> tersebut.Di kalangan NU sendiri semenjak dipimpin oleh Gus Dur
> memperlihatkan
> kecenderungan menjadi lebih liberal , kalangan muda NU mulai tanpa
> canggung-canggung mengkaji dan membaca buku-buku maupun menelaah
> pemikiran-pemikiran di luar mereka , dari pemikiran klasik islam
> seperti mu'tadzilah , khawarij , syi'ah , qadariyah sampai ke paham
> Islam
> kontemporer
> seperti mazhab teologi pembebasan , neo ataupun post modernis islam dll
> , begitu juga pemikiran-pemikiran liberal bahkan kiri dan
> mazhab-mazhab kritis yang bekembang di dunia barat juga menjadi
> santapan mereka , sesuatu yang dijauhi bahkan diharamkan oleh kaum
> fundamentalis.
> ERA REFORMASI
> Era reformasi yang berkembang paska jatuhnya Soeharto membuka jalan
> bagi kelompok-kelompok fundamentalis untuk mulai menunjukkan jati
> dirinya. Sejumlah kelompok , organisasi maupun partai politik berhaluan
> fundamentalis islam mulai bermunculan secara terang-terangan.Akan
> tetapi walaun nampaknya kuat dengan kemampuan untuk mengerahkan massa
> secara besar-besaran akan tetapi secara riil dukungan terhadap kaum
> fundamentalis sangat sedikit. Pada pemilu 1999 Partai Keadilan yang
> berhaluan fundamentalis hanya mampu mendapatkan 1,7 % suara , begitu
> pula Partai Bulan Bintang yang walaupun dipimpin oleh seorang
> modernis-moderat tapi di dalam tubuh Partai tersebut banyak becokol
> tokoh-tokoh berhaluan keras , partai inipun hanya memperoleh sekitar 2
> % suara.Sehingga dengan hasil ini partai-partai berhaluan fundamentalis
> hanya menjadi partai gurem dalam kancah perpolitikan nasional.
> Ini sebenarnya tidak aneh , partai-partai fundamentalis itu hanya
> mengandalkan
> dukungan dari anggota kelompoknya belaka , sama sekali tidak
> mempedulikan dukungan dari luar kelompoknya alias pada massa
> mengambang.Keberhasilan pengerahan massa secara besar-besaran
> mengakibatkan mereka memiliki kepercayaan diri yang terlalu
> besar.Selain itu masyarakat muslim Indonesia pada dasarnya berhaluan
> moderat dan dipengaruhi oleh mazhab yang dianut dua ormas islam
> terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama dan
> Muhammadiyah.
> Sementara Persatuan Islam (Persis) yang berhaluan Wahaby sehingga dekat
> dengan pemikiran kaum fundamentalis juga menganut paham yang lebih
> moderat walaupun dikenal sebagai kelompok garis keras , ini tercermin
> dari pemikiran-pemikiran A Hassan tokoh Persis pada masa pra
> kemerdekaan yang sampai sekarang masih mempengaruhi mazhab yang dianut
> Persis
> pada saat ini.Sehingga tidaklah mengherankan kalau partai berhaluan
> fundamentalis itu dijauhi masyarakat.
> Selain bergerak dalam wadah politik praktis , kelompok fundamentalis
> juga membentuk organisasi-organisasi di luar parlemen yang sebagiannya
> bersikap sangat radikal dan sering melakukan kekerasan.Kelompok yang
> berhaluan moderat biasanya hanya membatasi pada aksi-aksi demonstrasi
> untuk
> menekan parlemen dari luar , tapi kelompok yang lebih radikal bahkan
> membentuk laskar-laskar bersenjata , kelompok radikal yang terkenal
> adalah Front Pembela Islam yang dipimpin oleh para Habib/ahlul bayt dan
> kelompok Laskar Jihad yang berhaluan wahaby garis keras dan
> ultra ortodox.Sebagian dari kelompok-kelompok ini muali bermunculan
> pada era kepemimpinan habibie , terutama pada saat pengambil alihan
> gedung dewan dari mahasiswa pada saat Habibie baru dilatik , juga
> pada saat pengamanan Sidang Istimewa MPR yang melibatkan laskar
> sipin bersenjata PAM Swakarsa yang berasal dari sejumlah kelompok
> kelompok Islam.Kelompok-kelompok inilah yang kemudian berkembang
> menjadi laskar-laskar islam berhaluan keras.
> Pada perkembangannya kelompok-kelompok berhaluan fundamentalis ini
> mulai menjalin aliansi diantara mereka untuk menggolkan agenda utama
> mereka yaitu membentuk negara Islam/khilafah dan melegalkan hukum
> syari'at yang hanya dibatasi pada hukum hudud.Akan tetapi pada dasarnya
> kelompok-kelompok fundamentalis sendiri sulit untuk mampu bekerja
> sama karena masing-masing mereka memiliki kadar fanatisme golongan yang
> sangat kuat.Walaupun diatas kertas maupun di dalam aksi-aksi
> seperti demonstrasi kadang bergabung , tapi di tatanan riil akar rumput
> sering terjadi pergesekan diantara mereka sendiri yang sebagian besar
> diakibatkan oleh sentimen mazhab/aliran.
> TUNTUTAN KAUM FUNDAMENTALIS
> Tuntutan kaum fundamentalis terfokus pada dua hal yaitu legalisasi
> hukum syariah dan pendirian negara Islam/khilafah.Khusus mengenai hukum
> syariah , pada dasarnya dalam sistim hukum dan perundang-undangan
> Indonesia , hukum syariah sebagian besar sudah dilegalkan khususnya
> pada bidang muamalah.UU Perkawinan sebagian besar mengadopsi hukum
> islam , walaupun kubu fundamentalis masih menganggapnya tidak islami
> karena adaya
> pasal yang mengatur mengenai pembatasan poligini misal dengan
> keharusan mendapat izin dari istri sebelumnya , sementara kaum
> fundamentalis berusaha mempromosikan poligini.Begitu juga UU Zakat , UU
> Peradilan Agama , juga kompilasi Hukum Islam sebagai pedoman Hakim
> Peradilan Agama
> sudah lama diundang-undangkan , dan yang baru maupun akan dibuat
> seperti UU Bank Syariah dan UU koperasi Syariah tinggal menunggu waktu
> saja.Sehingga pada dasarnya tuntutan kaum fundamentalis sendiri menjadi
> janggal.Kebanyakan dari mereka menafsirkan hukum Islam sebatas pada
> hukum pidana islam terhadap jenis kejahatan hudud dan qishash seperti
> rajam ,
> potong tangan dsb , padahal dalam islam sendiri hukum pidana islam
> sendiri dikenal juga ta'zir yang tidak pernah dibahas oleh
> mereka.Demikian juga dalam hal muamalah tidak pernah menjadi perhatian
> serius dari mereka , yang mengkaji , memperjuangkan dan menggolkannya
> menjadi UU justru dari kaum moderat-modernis yang mereka anggap akan
> merusak islam dari dalam.Sementara sistim politik islam/khilafah
> menurut versi mereka kebanyakan justru mengarah kepada sistim
> pemerintahan totaliter atau kediktatoran bertopeng agama , dengan
> memberikan kekuasaan
> yang sangat besar kepada pemimpin/khalifah termasuk kepemimpinan
> agama , alias seorang khalifah berhak memberikan penafsiran agama
> atas kehendaknya dan seluruh rakyat wajib mematuhinya (dan yang
> menolak bisa dianggap bughot).Dan ini ditunjang pula oleh sikap
> maupun budaya anti demokrasi yang berkembang di kalangan mereka
> seperti yang telah saya singgung dalam posting sebelumnya.
> Dari sini bisa dilihat bahwa tuntutan kaum fundamentalis pada dasarnya
> sangat tidak masuk akal dan hanya ditunjang arguentasi seadanya
> yang dihiasi kutipan-kutipan dari nash agama yang ditafsirkan secara
> tekstual , sehingga hanya mampu mempengaruhi pengikutnya saja ,
> dan bagi yang menolak wacana tersebut dianggap tidak mengikuti
> Al Qur'an dan As Sunnah secara benar bahkan bisa dinggap menyimpang
> bahkan sesat.Sehingga nampaklah jelas bahwa paham mereka
> disebarkan secara doktrinisasi bahkan terhadap yang berbeda
> melakukan pemaksaan kehendak dan tuduhan bukan melalui konsep
> dialogis dan konstruktif , sehingga budaya dan etika politik yang
> egaliter , inklusif , humanis dan demokratis sangat sulit sekali
> diharapkan untuk muncul dari kalangan mereka , walaupun di luarnya
> nampak baik tapi pada dasarnya cuma srigala berbulu domba bagi
> sistim demokrasi dan kaum muslimin lainnya.
> ----- End of forwarded message from He-Man -

No comments: